Hari Kartini 2025 - 21 April
Setiap wanita berhak untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan bekerja hingga mendapatkan jabatan tinggi pula selayaknya kaum pria. Bagaimanapun, semua hak dan kebebasan yang didapatkan oleh kaum wanita ini tidak lepas dari perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini, seorang pahlawan yang memperjuangkan emansipasi wanita.
Berkat perjuangannya, saat ini, kaum wanita di Indonesia bukan lagi sosok yang hanya berdiam diri di rumah untuk mengurus rumah dan anak. Mereka kini memiliki hak dan kebebasan setara dengan laki-laki. Lalu, demi mengenang jasa RA Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita, pemerintah Indonesia pun menetapkan adanya peringatan Hari Kartini. Kapan dan tanggal berapa peringatannya? Baca artikel ini untuk mengetahuinya.
Kapan Hari Kartini 2025?
Kapan hari emansipasi wanita ini diperingati? Tanggal berapa? Bulan apa? Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno, peringatan Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April.
Pada tahun 2023, hari emansipasi wanita ini jatuh pada tanggal 21 April, tepatnya pada hari Jumat. Sedangkan untuk tahun 2024 mendatang, 21 April Hari Kartini jatuh pada hari Minggu.
Sejarah Hari Kartini
Sejarah diperingatinya Hari Kartini adalah bentuk penghormatan dari pemerintah Indonesia atas jasa dan perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini dalam mewujudkan adanya emansipasi wanita. Tanggal penetapan hari emansipasi wanita ini pun selaras dengan tanggal lahir RA Kartini, yaitu 21 April 1879.
Sedikit Mengenal Raden Ajeng Kartini
Raden Ajeng Kartini sendiri memiliki nama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat. Ia merupakan putri dari keluarga bangsawan dengan ayah bernama Raden Mas (RM) Sosroningrat dan ibu bernama Mas Ajeng (MA) Ngasirah. Ayahnya, RM Sosroningrat, adalah bupati yang pandai berbahasa Belanda yang menurunkan kepandaian tersebut kepada Kartini.
Semasa hidupnya, Kartini melihat banyak diskriminasi yang terjadi pada kaum wanita. Pada masa itu, wanita tidak diperbolehkan sama sekali untuk mengenyam pendidikan di sekolah. Namun karena Kartini berasal dari keluarga bangsawan, maka ia memiliki keistimewaan untuk bersekolah di Europese Lagere School atau ELS. Sayangnya, karena adanya tradisi “dipingit” di Jawa, Kartini hanya bersekolah sampai berusia 12 tahun.
Setelah masa pendidikannya selesai, Kartini tinggal di rumah untuk belajar sendiri dan mulai sering menulis surat-surat kepada teman-temannya yang berasal dari Belanda, seperti Rosa Abendanon dan Estelle Stella Zeehandelaar. Lewat surat-surat inilah, Kartini akhirnya sering membaca berbagai buku dan koran yang berisi tulisan-tulisan tentang kemajuan berpikir wanita-wanita yang ada di Eropa.
Tulisan-tulisan inilah yang menyulut api dalam diri Kartini untuk mengubah dan memajukan perempuan-perempuan pribumi agar mendapatkan hak mereka sebagai manusia.
Perjuangan Kartini tentang Emansipasi Wanita
Perjuangan awal Kartini dalam meninggikan status sosial wanita ini dimulai ketika ia mendirikan sekolah khusus untuk perempuan. Di sekolah ini, semua perempuan akan belajar mengenai membaca, menulis, menjahit, menyulam, hingga memasak.
Kartini juga memiliki cita-cita menjadi seorang pengajar. Sayangnya, cita-cita tersebut tak pernah terwujud karena ia harus menikah dengan seorang Bupati Rembang bernama Raden Adipati Joyodiningrat. Suaminya sangat mendukung segala cita-cita yang Kartini cita-citakan. Oleh karena itu, Kartini diperbolehkan untuk membangun sebuah sekolah khusus putri yang berlokasi di Rembang.
Sangat disayangkan sebelum bisa melihat buah dari jerih payah perjuangannya, Kartini harus menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 13 September 1904 setelah melahirkan anaknya yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
Kemudian pada tahun 1912, akhirnya didirikanlah sekolah khusus wanita yang berlokasi di Semarang yang kemudian berkembang sampai ke Surabaya, Malang, Yogyakarta, Madiun, Cirebon, dan kota-kota lainnya. Nama sekolah khusus wanita ini adalah Sekolah Kartini.
Berpuluh-puluh tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1964, pemerintah Indonesia pun akhirnya menetapkan adanya peringatan Hari Kartini. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang jasa dan perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memajukan perempuan-perempuan Indonesia, meninggikan status sosial mereka, dan memberikan mereka hak yang setara dengan laki-laki.
Makna Hari Kartini
Peringatan Hari Kartini dapat menjadi sebuah momen bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya perempuan untuk memperingati serta menghormati perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam mewujudkan adanya emansipasi wanita di Indonesia.
Berkat perjuangan RA Kartini dalam mewujudkan emansipasi wanita, saat ini, perempuan-perempuan di Indonesia mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki dalam hal pendidikan, pekerjaan, kebebasan berpendapat, dan lainnya.
Dalam kata lain, Hari Kartini adalah suatu hari peringatan untuk mengenang jasa dan perjuangan Raden Ajeng Kartini, seorang pejuang emansipasi wanita di Indonesia.
Apa Saja Cara untuk Memperingati Hari Kartini?
Sejak peresmiannya oleh Presiden Soekarno, seluruh masyarakat Indonesia selalu memperingati hari emansipasi wanita di tanggal 21 April dengan berbagai macam cara. Lalu, apa saja sih cara yang bisa dilakukan untuk merayakan hari spesial ini?
Mengenakan Batik
Tentu, tidak afdol jika tidak merayakan hari spesial ini tanpa mengenakan baju batik. Jadi, di tanggal ini, kamu bisa mengenakan batik saat bekerja di kantor, beraktivitas di kampus, atau saat menghadiri berbagai acara penting yang mengundangmu di dalamnya.
Meramaikan Media Sosial
Di zaman yang serba digital ini, tidak lengkap rasanya jika tidak merayakan hari spesial ini dengan mengunggah foto bersamaan dengan caption Hari Kartini. Kamu juga bisa meramaikannya dengan cara mengunggah post berisi emansipasi wanita maupun kesetaraan gender.
Membaca Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
Yang ketiga, kamu bisa merayakan hari spesial ini dengan membaca buku yang ditulis RA Kartini berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang untuk mendalami perjuangan Kartini. Buku ini berisi kumpulan pemikiran Kartini perihal masalah-masalah yang dialami oleh kaum wanita pada zaman itu.
Mendukung Anak untuk Mengikuti Lomba
Di setiap peringatan Hari Kartini, beberapa daerah sering mengadakan lomba-lomba untuk anak-anak. Nah, kamu bisa mendukung anak-anak untuk mengikuti berbagai lomba, seperti memakai baju tradisional, membaca puisi, dan sebagainya.
Perjalanan Hari Kartini
- Lahirnya Sosok Raden Ajeng KartiniTanggal 21 April 1879 merupakan hari kelahiran dari Raden Ajeng Kartini. Ia merupakan sosok pahlawan wanita yang memperjuangkan hak-hak wanita dan mewujudkan emansipasi wanita di Indonesia.
- Meninggalnya KartiniRaden Ajeng Kartini meninggal pada tanggal 13 Septermber 1904, selang empat hari setelah melahirkan anak pertamanya bernama Soesalit Djojoadhiningrat. Sayang seribu sayang, perempuan tangguh ini menghembuskan nafas terakhir di umur yang sangat muda, yaitu 25 tahun.
- Didirikannya Sekolah Khusus Wanita di Berbagai DaerahDemi melanjutkan perjuangan Kartini mengenai emansipasi wanita, akhirnya didirikan sekolah-sekolah khusus wanita bernama "Sekolah Kartini" yang tersebar di Semarang, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Madiun, Cirebon, dan lainnya.
- Peresmian Hari Kartini oleh Presiden SoekarnoPada tahun 1964, sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 21 April sebagai hari peringatan atas jasa Raden Ajeng Kartini terhadap perempuan-perempuan Indonesia.
2 Fakta menarik tentang Hari Kartini
-
Hadir dengan Tema yang Berbeda di Setiap Daerah
Tema Hari Kartini di Indonesia selalu berbeda tergantung daerahnya. Sebagai contoh, tema untuk hari emansipasi wanita 2023 di kota Bantul adalah “Perempuan Berdaya Tingkatkan Martabat dan Kesejahteraan Bersama.”
Sedangkan untuk kota Yogyakarta, tema yang diusung adalah “Perempuan Berdaya, Cerdas Berpolitik, untuk mewujudkan Jogja Istimewa yang Berbudaya.”
-
Nama Kartini Diabadikan sebagai Nama Jalan di Belanda
Selain perjuangannya yang diapresiasi oleh pemerintah Indonesia, perjuangan Raden Ajeng Kartini perihal emansipasi wanita juga diapresiasi di negara Belanda. Bentuk apresiasinya adalah penamaan Kartini di beberapa jalan di kota-kota Belanda.
Apa saja? Sampai sekarang, terdapat 4 jalan yang menggunakan nama Kartini, di antara lain:
- Jalan R.A. Kartinistraat di Utrecht
- Jalan Kartini di Haarlem
- Jalan R.A. Kartinistraat di Venio
- Jalan Raden Adjeng Kartinistraat di Amsterdam
Pertanyaan Seputar Hari Kartini
-
Pada tahun 2023, hari peringatan perjuangan Kartini ini jatuh pada tanggal 21 April di hari Jumat. Sedangkan pada tahun 2022, peringatan hati ini jatuh pada hari Kamis.
-
Tema yang diusung untuk tahun 2023 adalah "Perempuan Berdaya Tingkatkan Martabat dan Kesejahteraan Bersama."
-
Pada tanggal 21 April. Indonesia menetapkan hari nasional, Hari Kartini, untuk mengenang jasa dan perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia.
-
Peringatan untuk mengenang jasa RA Kartini ini ditetapkan pada tahun 1964 oleh Presiden Soekarno lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964.
-
Penetapan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini ini bertujuan untuk memperingati dan mengenang jasa serta perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam mewujudkan adanya emansipasi wanita.
-
Perjuangan Raden Ajeng Kartini yang membuatnya disebut sebagai pahlawan adalah perjuangannya dalam mewujudkan adanya emansipasi wanita di Indonesia. Berkat perjuangannya tersebut, wanita Indonesia kini memiliki hak serta kebebasan yang setara dengan laki-laki.
Tanggal Hari Kartini
Tahun | Tanggal | Hari |
---|---|---|
2025 | 21 April | Senin |
2026 | 21 April | Selasa |
2027 | 21 April | Rabu |
2028 | 21 April | Jumat |
2029 | 21 April | Sabtu |