Hari Masyarakat Adat Internasional 2025 - 09 Agustus

Sejarah Hari Masyarakat Adat Internasional

Perayaan Hari Masyarakat Adat Sedunia terbentuk karena adanya seminar yang membahas tentang pengaruh rasisme dan juga diskriminasi rasial dalam konteks ekonomi dan sosial antara masyarakat adat dan negara. Seminar tersebut terjadi di Jenewa pada bulan Januari 1989.

Setelah kejadian pada tahun 1989, PBB berusaha menindaklanjutinya dengan membentuk resolusi No. 45/164 18 Desember 1990. Tidak hanya itu saja, PBB pun berusaha menindaklanjuti kembali 2 tahun setelahnya dengan menggelar konferensi yang membahas tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan di Rio de Janeiro pada bulan Juni 1992. 

Nama konferensi tersebut adalah Pertemuan Bumi yang membahas bahwa masyarakat adat memiliki peran penting dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan dengan mengandalkan ilmu yang mereka miliki dan praktik tradisional turun-temurun. 

Semakin mendekati peresmian Hari Masyarakat Adat Internasional, PBB semakin gencar dalam melakukan konferensi kepada khalayak ramai. Setahun setelah konferensi terbaru, PBB akhirnya mencetuskan resolusi No. 48/163 tahun 1993 pada Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia yang menjadikan tahun ini sebagai Tahun Masyarakat Adat.

Setelah mengadakan banyak konferensi, akhirnya pada tanggal 23 Desember 1994, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 9 Agustus sebagai Hari Masyarakat Adat Internasional atau International Day of the World’s Indigenous Peoples.

Apa Pengertian dari Masyarakat Adat?

Pengertian masyarakat adat adalah sebuah kelompok sosial dan budaya yang berbeda-beda dan memiliki ikatan leluhur kolektif dengan tanah dan sumber daya alam yang mereka tinggali. Masyarakat adat sangat bergantung pada tanah dan sumber daya alam yang ada karena sebagai identitas, mata pencaharian, budaya, dan kesejahteraan fisik sekaligus spiritual mereka. 

Melalui kemitraan dengan masyarakat adat, UNESCO selalu berusaha untuk membantu mereka dalam mengatasi berbagai tantangan yang mereka hadapi, sekaligus mengakui peran penting mereka dalam mempertahankan keragaman budaya yang ada. 

Perayaan Hari Masyarakat Adat di Beberapa Negara

Berikut negara yang ikut merayakan Hari Masyarakat Adat Internasional, kenali lebih lanjut melalui daftar di bawah ini:

• Kanada

Pada perayaan Hari Masyarakat Adat Nasional, Kanada ikut merayakannya sebagai perayaan masyarakat semua negara yang diikuti oleh berbagai komunitas. Mereka yang ikut merayakan termasuk seniman, pembicara, penyanyi, dan berbagai penjual serta layanan masyarakat di Kingston, Ontario, dan Ollin. 

• Taiwan

Pada tahun 2020, Presiden Tsai Ing-Wen menyetujui adanya Hari Masyarakat Adat setiap 1 Agustus di Taiwan. Pemerintah berharap dengan adanya perayaan ini semua rakyatnya dapat mengingat tentang beragam etnik yang ada dan menghormati budaya serta sejarahnya. Selain itu, pemerintah juga mempromosikan hak-hak mereka.

• Indonesia

Indonesia pun ikut serta memeriahkan Hari Masyarakat Adat Nasional yang berlokasi di Jayapura, Papua. Pemerintah setempat mengadakan kegiatan beribadah bersama, aksi mimbar bebas, gelar wicara, penandatanganan deklarasi, lalu ditutup dengan makan bersama. 

4 Fakta menarik tentang Hari Masyarakat Adat Internasional

1. Deklarasi PBB yang Sering Diabaikan

   Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat sering diabaikan oleh beberapa oknum karena tidak sesuai dengan kepentingan pemerintah. Pada tahun 2018, pemerintah Jerman mengakui bahwa masyarakat adat di Afrika sering didiskriminasi secara besar-besaran. Namun, pemerintah Jerman dengan gampang menyimpulkan bahwa diskriminasi tersebut merupakan tuntutan publik terhadap pelaksanaan hak-hak mereka.

2. Banyak Suku di Brasil yang Belum Terekspos

   Di Brasil, tercatat ada lebih dari 100 suku yang belum terjamah dunia luar. Jika pemerintah tidak segera mengevakuasi dan memberi penanggulangan, maka tanah kelahiran mereka akan hancur karena terkena dampak bencana alam.

   Akhirnya pemerintah Brasil mengeluarkan upaya untuk membantu suku-suku tersebut dengan cara mengeksploitasi suku-suku tertentu dan menyembunyikan keberadaan beberapa suku tertentu agar tidak tersentuh dunia luar demi menjaga kelestarian suku tersebut serta aman dari bencana alam. 

3. Menari Bersama Mayat Bersama Suku di Madagaskar

   Madagaskar terletak di lepas pesisir Afrika di bagian selatan, Samudera Hindia dan memiliki beberapa pulau yang salah satunya adalah Pulau Madagaskar. Pulau ini memiliki tradisi unik, yaitu menari bersama mayat.

   Tradisi ini juga disebut Famadihana, adalah tradisi turun-temurun di beberapa daerah Madagaskar yang terjadi pada bulan Juni hingga September. Selain menari, biasanya penduduk di sana akan mengganti kain yang menyelimuti mayat tersebut.

4. Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan

   Rambu Solo atau Aluk Rambu Solo merupakan upacara adat pemakaman yang dilakukan selama beberapa bulan atau bertahun-tahun sejak seseorang tersebut meninggal. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk tanda penghormatan dan juga dimaksudkan untuk mengantarkan arwah ke alam roh. 

   Dengan kata lain, tradisi kematian ini sangat penting dilakukan di Tana Toraja, sebab masyarakat akan menganggap seseorang sudah benar-benar meninggal jika keluarga sudah melakukan seluruh serangkaian prosesi Rambu Solo. 

Tanggal Hari Masyarakat Adat Internasional